Seorang gadis muda nan cantik terbaring lemah dalam kondisi
koma di ranjang kamar sebuah rumah sakit. Di sampingnya berdiri sosok laki-laki
tak kasat mata dalam setelan jas hitam rapi. Laki-laki tersebut memandang penuh
kesedihan kepada si gadis.
Sosok lain muncul di samping lelaki tersebut.
“Kau terus meratapi manusia itu. Apa dia berarti untukmu?”
Tanpa mengalihkan pandangannya, lelaki tersebut menjawab.
“Sebelumnya dia adalah manusia yang taat pada Tuhan, dia juga lemah lembut dan
baik hati.
Semuanya dimulai tepat dua bulan yang lalu saat aku pertama
bertemu gadis ini. Dia gadis yang memesona, bahkan untuk iblis sepertiku.
Ketertarikanku padanya membuat aku menyalahi aturan neraka. Aku menampakkan
diriku padanya.
Kami menjadi dekat dan tertarik satu sama lain tanpa dia
tahu siapa aku sebenarnya. Dia bilang dia ingin terus bersamaku selamanya.
Tentu aku tak bisa dan itu membuatku sedih.
Aku mengatakan padanya yang sebenarnya. Dia terkejut tapi
tak berusaha menjauhiku. Dia bilang dia tetap menyukaiku, karena menurutnya meski
aku iblis, aku tak sejahat gambaran iblis seperti yang dia tahu.
Dia menanyakan padaku apakah ada cara agar kami bisa bersama
dan direstui Yang Kuasa? Aku pun tak tahu, aku belum pernah mendengar kisah
tentang dua makhluk berbeda dunia seperti kami, kau pun begitu kan?
Yang aku tahu aku hanya bisa menemaninya sampai dia mati.
Tetapi dia ingin lebih dari itu. Aku tahu jelas dengan apa yang dia perbuat
selama hidupnya, dia pasti akan masuk surga. Dan aku? Masuk gereja pun aku akan
lenyap.
Lalu dia pun berbuat hal-hal yang bahkan yang tak pernah
terpikirkan olehnya sebelumnya. Dia dengan sengaja berbuat dosa dengan satu
tujuan: tinggal di neraka bersamaku.
Aku tak menghendakinya, tetapi aku pun tak kuasa
mencegahnya. Lalu dia melakukan satu dosa besar terakhir dengan jaminan neraka
tingkat 4: bunuh diri.
Semampuku berusaha mencegahnya dan membuatnya dirawat di
rumah sakit ini. Aku tak ingin dia mati sekarang –yang pasti akan langsung
membawanya ke neraka-. Aku ingin melihatnya ke surga, meski itu berarti aku tak
bisa lagi melihatnya.”
“Gadis itu sudah mati, hanya saja jiwanya belum terangkat,
tentu kau tahu itu. Apakah kau benar-benar berharap gadis itu akan hidup
lagi?.”
“Yang Kuasa pernah menghidupkan orang mati, tentu gadis ini
pun bisa, hanya saja aku tak tahu caranya.”
“Ada satu cara yang aku tahu. Tetapi aku hanya bisa
memberitahumu, bukan membantumu, karena jika aku yang melakukannya, aku akan
menyalahi hukum langit.”
“Katakanlah padaku, aku sendiri yang akan melakukannya?”
“Bahkan dengan resiko kau akan lenyap selamanya?”
“...”
“Bagaimana?”
“Katakanlah.”
“Kau tahu Roti Kehidupan? Itu akan membuat gadis ini hidup
kembali, tetapi seperti yang kau tahu, bahkan kau yang terbuat dari api ini
akan terbakar habis bila menyentuh Roti Kehidupan itu.”
“Lebih baik begitu, jika aku lenyap, gadis ini tak akan
berniat ke neraka lagi.”
Laki-laki dalam setelan jas hitam tersebut menghilang.
Sosok yang lain tersebut memandang lembut pada gadis yang
sedang sekarat tersebut. Lalu meletakkan tangannya di dahi gadis tersebut.
“Dengan kuasa-Mu ya Bapa, belum waktunya untuk gadis ini mati, bangkitkan lah
ia dari lembah yang gelap itu. Agar ia mampu memantaskan dirinya menghadap
Engkau pada waktu yang tepat.”
...
Laki-laki dalam setelan jas hitam tersebut tiba di depan
sebuah gereja kecil yang tengah mengadakan perayaan misa ekaristi. Dalam
hatinya berucap “wahai Engkau yang duduk di singgasana langit, aku tahu aku
bahkan tak layak berdoa seperti ini pada-Mu, tetapi aku mohon untuk sekali ini
saja, bangkitkanlah kembali gadis itu dengan kuasa-Mu melalui perantaraan Roti Kehidupan yang kudus itu."
Laki-laki itu mulai memasuki gereja. Panas. Seperti terbakar
laki-laki merasakan panas yang hampir belum pernah ia rasakan, bahkan di kerak
neraka. Ia sedikit menjerit dan merintih sebelum akhirnya jatuh karena tak
tahan dengan panas yang ia rasakan. Tetapi dia tidak mundur. Dengan merangkak
dan sesekali mengerang dia berusaha menuju altar untuk mengambil Roti
Kehidupan. Usahanya hampir terhenti saat orang-orang di situ mulai memanjat doa
dalam nyanyian Bapa Kami. Ini 1000 kali lebih panas dari sebelumnya. Kini dia
menangis. Air mata hitam pekatnya mulai menetes. Tubuhnya terlihat lebih tipis
dari sebelumnya.
Dia terus melanjutkan usahanya sampai akhirnya berhasil
mencapai altar. Dengan sisa kemampuan yang masih ada dia bangkit berdiri.
Senyum menyedihkan mengembahkan di wajah pucatnya. Tangannya menjulur mencoba
meraih Roti Kehidupan. Tetapi saat tangannya memegang Roti Kehidupan tersebut
panas tak terperikan yang tak bisa ditahan oleh makhluk apapun menghinggapi
seluruh tubuhnya. Dia memekik dengan suara yang akan menyayat hati siapapun
yang bisa mendengarnya. Sebuah cahaya silau turun dari langit atas laki-laki
tersebut.
...
“Hei bangun”
Laki-laki dalam setelan jas hitam itu membuka mata mendapati
dirinya yang kini terbaring di suatu kamar nan gelap.
“Apa yang tejadi?”
“Kau ingin mendengar hal lucu yang mana? Seorang iblis yang
tak sadarkan diri atau seorang manusia yang bangkit dari kematian lalu mencari
iblis?”
“Dia hidup? Kau tak bohong kan?”
“Apa makhluk sepertiku diijinkan berbohong? Kau ingin
menemui gadis itu?”
“Ah tidak, tolongkan sampaikan pesan bahwa aku telah hilang,
aku tak ingin membuatnya berniat masuk neraka lagi.”
“Kenapa harus ke neraka kalau kalian bisa ke surga berdua?”
“Apa maksudmu?”
“Tidakkan kau heran kenapa kau tidak menghilang setelah
menyentuh Roti Kehidupan itu? Bapa telah melihat pengorbananmu untuk gadis itu,
dan seperti malaikat yang tidak taat akan jatuh menjadi iblis, begitupun iblis
yang berbuat kebaikan dengan tulus akan diangkat menjadi malaikat. Dan selamat,
kau adalah malaikat baru yang akan masuk dalam legiun ke 21.”
“...”
“Ada apa? Kukira aku akan melihat senyum kebahagiaan, bukan
kerutan kesedihan itu?”
“Aku..aku tak bisa menjadi malaikat dan berada di surga. Aku
tak bisa meninggalkan neraka. Surga memang indah, tetapi neraka tetaplah rumah.
Biarkanlah aku tetap menjadi seperti sebelumnya wahai Mikael malaikat Agung,
jika nanti di akhir jaman aku harus terpenggal pedangmu itu, maka biarlah
terjadi. Dan tentang gadis itu, dia layak beroleh pasangan lebih dari seorang
iblis, maupun seorang malaikat.”
“Hmm, kau iblis muda yang unik. Baiklah jika itu
keinginanmu. Oh ya, jika memang nanti aku harus menghabisimu di akhir jaman.
Percayalah aku akan memberikan kematian yang indah seperti para martir itu.”
“Aku boleh minta satu hal lagi?”
“Apa semua iblis muda memang banyak minta sepertimu ini?
Katakanlah.”
“Jagalah gadis itu, pastikan dia mendapat jaminan surga,
kukatakan padamu hal itu tidaklah sulit.”
“Baiklah. Ada lagi sebelum aku pergi?”
“Nyatanya kau berbohong satu hal padaku Mikael: aku tahu bukan
Roti Kehidupan yang membuat gadis itu hidup. Karena Roti Kehidupan itu tak
pernah sampai kepadanya. Kau yang menghidupkannya kan? Tetapi terima kasih, kau
menyuruhku melakukan itu agar Bapa di Surga melihat pengorbananku kan hingga Ia
mengangkatku menjadi malaikat?”
Malaikat Mikael tersenyum dan berkata “begitu pikirmu, Ariel?” lalu
menghilang.
...
0 komentar:
Posting Komentar